ZMedia

Pilihan Hidup Nilam: Uang Satu Miliar atau Masa Depan Seorang Bayi?


 

Satu Milyar Untuk Art

Penulis: Umipatum
Aplikasi: KBM APP

Bab 1: Sebuah Tawaran

Nilam Sari, gadis sederhana berusia 19 tahun, baru beberapa bulan bekerja sebagai asisten rumah tangga di kediaman megah Alex dan Belda. Ia tak pernah menyangka kehidupannya akan berubah drastis karena sebuah tawaran tak terduga. Hari itu, suasana rumah terlihat normal seperti biasanya, namun pembicaraan yang terjadi di ruang keluarga membuat hati Nilam guncang.

Belda, seorang wanita cantik dengan wajah yang selalu tampak dingin, berbicara kepada suaminya dengan nada tegas, tetapi sorot matanya menunjukkan kegundahan. Di antara mereka, duduklah Nilam yang hanya mampu menunduk. Alex, pria mapan yang merupakan kepala keluarga, sesekali menghela napas panjang. Percakapan mereka terdengar samar di telinga Nilam, hingga sebuah kalimat mencuat seperti petir di siang bolong.

Alex menawarkan uang sebesar satu miliar rupiah kepada Nilam, uang yang dianggap cukup untuk "mengganti" peran mereka sebagai orang tua bagi bayi mereka. Bayi itu, lahir dengan kondisi kaki yang sedikit bengkok, membuat Belda merasa malu untuk memperkenalkannya ke dunia luar. Dokter pernah berkata bahwa kondisi bayi itu bisa diperbaiki dengan terapi dan operasi, tetapi Belda lebih memilih menyembunyikan anak itu, bahkan dari keluarganya sendiri.

Hati Nilam berkecamuk. Tawaran ini terasa tidak masuk akal, namun dia tahu, keluarganya di kampung sangat membutuhkan uang tersebut. Bayangan rumah kecil yang hampir roboh dan utang yang menumpuk membuat pikirannya berkecamuk. Apakah ia harus mengorbankan hidupnya untuk menjadi ibu dari anak yang bahkan tak diberi nama oleh kedua orang tuanya?

Malam itu, Nilam membawa bayi mungil itu ke kamarnya. Bayi itu tampak lemah, tetapi wajahnya begitu tampan. Dalam keheningan malam, Nilam duduk di tepi ranjang sambil memandangi bayi yang tertidur nyenyak di dalam boks. Air matanya menetes perlahan. Ia merasa iba kepada anak itu, yang terlahir tanpa kasih sayang dari orang tuanya.

“Apakah ini takdirku, Ya Allah?” batinnya.

Dia tertidur dengan perasaan campur aduk, bersyukur karena mendapat peluang untuk membantu keluarganya, tetapi juga terbebani oleh tanggung jawab besar yang menantinya.

Keesokan harinya, Nilam sudah bersiap sejak subuh. Semua barang bayi telah ia kemas dengan rapi. Alex dan Belda memberikan alasan kepada orang tua mereka mengapa semua perlengkapan bayi harus dibawa, dan mereka tampak menerima penjelasan itu tanpa curiga. Namun, percakapan yang terdengar di ruang makan pagi itu menambah rasa pilu di hati Nilam.

Ibu Alex, dengan nada ketus, menyatakan bahwa ia tidak mau memiliki cucu yang cacat. Hal itu seolah menegaskan bahwa bayi malang ini benar-benar tak diinginkan. Alex dan Belda hanya tersenyum masam sambil memberikan jawaban yang terdengar menyedihkan.

Dalam perjalanan ke bandara, mobil mereka meluncur dengan tenang. Rencana sudah diatur dengan matang. Nilam akan berpura-pura ikut bersama mereka hingga ke bandara, kemudian seorang sopir akan mengantarnya pulang ke kampung. Ia memandangi bayi yang digendongnya dengan perasaan yang sulit dijelaskan.

Bayi itu menggeliat dalam pelukannya, seolah-olah mencari kehangatan yang tak pernah ia dapatkan dari orang tuanya. Dalam hati, Nilam berjanji, "Aku akan merawatmu sebaik mungkin. Aku tidak akan meninggalkanmu seperti mereka."


Selengkapnya bisa dibaca di aplikasi KBM APP.


Posting Komentar untuk "Pilihan Hidup Nilam: Uang Satu Miliar atau Masa Depan Seorang Bayi?"